Relasi Sehat

Hi gvrls! Siapa yang mau punya relasi sehat sama pacar? Pasti banyak yang mau deh. Pada sesi ini, kita akan membahas relasi sehat dan consent dalam berpacaran. Sebelumnya, meski sesi ini membicarakan relasi, kami tidak bermaksud mengesampingkan kamu yang memilih untuk tidak pacaran. Sesi ini adalah pengetahuan, bekal remaja menuju dewasa dan consent  itu bisa berlaku umum.  Pertama, kita mulai dengan mengenali jenis-jenis dalam relasi. Yuk!

dr. Asti Widihastuti MHC

Pemateri
dr. Asti Widihastuti MHC

Materi Dasar

20 menit

1 video

Kuis

Tanya Jawab

Materi Dasar

20 menit

1 video

Kuis

Tanya Jawab

Play Video

Durasi
14 menit

Kadang batas antara relasi tidak sehat dan abusive itu tipis dan membingungkan. Apalagi kalau kita dihadapkan pada peristiwa yang sepertinya wajar terjadi dan membuat kita lupa untuk berpikir kritis. Untuk lebih tahu tentang batasan atau perbedaan antar relasi itu, kamu bisa mengikuti kuis berikut. Selamat berlatih.  

Kuis

Tanya Jawab

Ini adalah contoh relasi yang abusive karena menyadap Wa, tahu password email dan Instargram. Ini sudah stalking, sudah cari tahu lokasi dimana pacarnya berada. Ini bukan perilaku yang bagus, tidak sehat  dan tidak layak untuk dilanjutkan. Karena pacar punya kuasa berlebihan, temanmu tidak punya rahasia lagi, nggak punya identitas lagi .

Pertanyaan ini bagus banget karena didasari oleh empati  seseorang yang ingin membantu menyadarkan sahabatnya dalam menjalani relasi pacaran yang lebih sehat. Kalau memang kamu dekat dan bisa ngajak ngobrol temanmu berdua saja, tanpa diketahui oleh teman-temamya lain,  kamu bisa menceritakan bahwa ini contoh relasi yang nggak sehat. Kamu bisa menggunakan pertanyaan-pertanyaan di kuis tadi atau bisa juga mulai dengan: “Aku lagi belajar  relasi sehat nih , gini lho ciri-cirinya.” Lalu jika temanmu membuka diskusi dan membuka diri akan lebih muda merefleksikan bahwa relasinya itu tidak sehat.

Selanjutnya, beri dia dukungan dan bantuan, karena untuk teman yang terlibat dalam relasi abusive itu  kadang tidak sadar atau tidak mampu langsung keluar. Kalaupun dia masih menyangkal atau merasa baik-baik saja terus dukung dia dan usahakan untuk menjadi teman yang dapat dipercaya. Kalau dia mulai berubah,  temanmu tahu bisa kemana dan kamu tetap bisa bantu. Atau ajak dia ikut kelas seperti ini supaya ia tidak merasa sendiri dan tidak dihakimi. Kita juga bisa mencari pertolongan pada orang yang lebih tahu. Tapi ini bukan beban untuk kamu ya. Jangan merasa semua ini harus kamu lakukan. Lakukan saja hal yang kamu bisa.

Hubungan toxic adalah hubungan yang didalamnya terdapat  kekerasan , tekanan, intimidasi. Dalam hubungan toxic ada yang namanya lingkaran kekerasan, dimana lingkaran kekerasan ini sifatnya adiktif, justru bikin kecanduan dengan hubungan itu sendiri karena ada masa bulan madu.

Ada konflik  yang kalau dibiarkan, tidak dikelola, akan membesar. Kalau konflik meledak ada kekerasan , marah-marah, teriak teriak pada pasangannya, memukul secara fisik, meludahi , mengeluarkan kata-kata yang menyakiti perasaan yang lain . Itu adalah luapan dari konflik yang terus meningkat.

Kemudian ada fase berikutnya, si pelaku kekerasan akan minta maaf yang disertai perilaku minta maaf banget : “aku menyesal”, “aku salah banget”. Dalam hubungan yang toxic, si pelaku itu dalam minta maaf bisa serius banget, ada yang sampai bersujud, ada yang nangis-nangis. Mengkuti fase minta maaf disinilah masuk fase bulan madu. Ini disebut bulan madu karena rasanya sangat menyenangkan. Si pelaku minta maaf dan korban langsung  berubah terhadap kekerasan yang dilakukan sebelumnya. Si korban merasa “Aduh iya ya dia emang pernah bikin salah dan minta maaf, minta maafnya serius banget jadi kayaknya aku akan maafin deh” .

Masa bulan madu ini korban akan membuat justifikasi-justifikasi pada si pelaku : “Ya dia memang suka mukul sih, tapi kan itu dia lakukan karena sayang sama aku”. “Dia marah juga karena gara-gara aku juga , jadi bukan karena dia aja”. Karena biasanya saat bulan madu ini disertai tindakan-tindakan  si pelaku yang romantis, bawa bunga, ngajak makan , orangnya menjadi perhatian , lemah lembut.

Untuk orang yang sudah berhubungan seks, ada istilahnya make up seks yaitu hubungan seks yang dilakukan setelah konflik. Contoh itu menunjukkan di saat bulan madu , emosi orang dibalik,  dari yang tadinya hancur karena mengalami kekerasan lalu dia melambung lagi , happy, berbunga bunga,  punya harapan baru yang sangat indah.

Makanya fase buka ini sangat nyandu. Fase ini yang bikin orang susah keluar dari lingkaran kekerasan. Padahal tinggal tunggu waktunya lagi di mana  fase ketegangan demi ketegangan mulai terjadi, konflik demi konflik mulai membesar , memuncak lagi dan pecah lagi.  Siklus  itu terulang lagi.

Kenapa saya menambahkan penjelasan ini, untuk ngasih tahu relasi yang toxic ini nggak mudah untuk keluar. Hubungan toxic itu nggak selalu ada kekerasan fisik, tapi ada intimidasi, manipulasi, co- dependensi bahwa aku nggak bisa hidup tanpa dia, dia nggak bisa hidup tanpa aku. Hal tersebut membuat sulit orang keluar dari situ, kecuali dia terus mendapat support lalu suatu waktu dia keluar dan akan lebih mudah dia melihat bahwa  dia ada di dalam relasi toxic. Bahkan ada orang yang sudah tahu dia berada dalam relasi toxic tapi nggak bisa keluar sampai bertahun tahun.

Hal yang bisa teman-teman lakukan adalah mulai dari diri sendiri mengenali relasi ini. Sedapat mungkin mengajak mereka terlibat dalam pembicaraan tanda-tanda relasi toxic. Tetap tunjukkan dukungan.  Memang hubungan toxic itu kompleks sekali tapi bukan berarti tidak bisa keluar dari situ. Hal ini supaya kita tidak cepat menghakimi orang yang terlibat dalam hubungan itu.

Selama saya mengamati orang-orang yang terlibat dalat relasi toxic, saya juga menemukan banyak orang  yang dapat keluar dari jenis relasi itu. Semakin banyak kita mengenal orang-orang yang dapat keluar, semakin banyak hal yang dapat kita pelajari untuk keluar dari situ. 

Materi Selanjutnya

Consent

Hi Gvrls! Relasi sehat dan concent adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Apa sih consent itu, ciri-cirinya dan apa pentingnya dalam relasi? Yuk kita pelajari!