Adaptasi dan Komunikasi

Hi Gvrls! Setelah mengenali emosi dan cara mengelolanya, kita masuk pada bagaimana remaja dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi pada lingkungan sekitar dan perubahan yang terjadi. Di sesi ini, kita akan berlatih cara untuk menyampaikan emosi kita, karena menyampaikan emosi bukan berarti meluapkan emosi. Kita akan latihan berkomunikasi dengan teknik I message.

Pemateri
Retno Hayu Setuti Anindita S.Psi

Materi Lanjutan

25 menit

1 video

Kuis

Tanya Jawab

Materi Lanjutan

25 menit

1 video

Kuis

Tanya Jawab

Play Video

Durasi
15 menit

Kuis

Tanya Jawab

Sebel ya rasanya kalau kita lagi badmood sama suatu hal ehh lalu diajak ngobrol tentang hal tersebut.. Kita ambil contoh ya, misalnya kamu lagi badmood karena kehabisan tiket konser band idola Kamu, lalu temen malah membahas soal tersebut. Kamu bisa bilang “Maaf ya, Aku tu lagi badmood banget karena kehabisan tiket konser, boleh nggak kalau Kita bahas hal yang lain aja, biar Aku nggak makin badmood”. Takutnya kalau Kamu bahas itu terus Aku jadi bete sama Kamu, padahal kan Aku bete bukan karena Kamu”. Ngomongnya pakai nada yg lembut tapi tegas yaa, nggak perlu melotot atau ngegas.

Kalau ruang kotor itu kamarmu, itu adalah tanggung jawabmu, nggak perlu marah-marah karena pasti akan menghabiskan tenaga. Kalau ruangan itu milik bersama (misal ruang tamu, atau kelas), kamu bisa lhoo membuat kesepakatan bersama. Siapa yang nyapu, siapa ngepel, bisa bagi-bagi tugas.

Karena sebenarnya marahmu itu bukan karena ruangannya yang kotor, tapi ekspektasimu terhadap ruangan itu yang harusnya bersih tapi kok masih kotor. Dengan kamu marah-marah ruangannya nggak jadi bersih sendiri kan? Tetep kamu yang beresin kan? Capeknya jadi dobel yaa, capek karena marah dan capek karena jadi beresin ruangan. So, atur ekspektasimu, dan segera buat kesepakatan bersama atas ruangan itu yaa.

Kenapa kamu pengen menjauh dari genk kamu? Apa mereka udah nggak seru lagi, atau memang kamu baru menyadari bahwa kalian sudah nggak “klop” lagi? Proses pendewasaan seseorang bukan sekedar “memilih” teman, tapi kita juga harus bisa “memilah” pertemanan, bisa mengatur emosi kita disaat sedang bersama teman-teman. Tahu kapan harus marah dan mengungkapkannya, atau memaklumi mereka. Saranku, daripada kamu menjauhi mereka lebih baik kamu tetap berteman, karena dari situ kamu akan tahu mana yang benar-benar bisa jadi teman, dan mana teman yang hanya sekedarnya saja. Dalam proses pertemanan ini secara tidak langsung akan menjadi proses pendewasaan kamu.

Iya, memendam emosi itu bisa bikin stress. Ibarat kata racun, kalo nggak dikeluarkan bisa jadi membunuh kamu. Yaa jadi kayak gunung berapi gitu dehh, bisa meledak kapan aja.

Daripada dipendam, ada baiknya jika emosi itu disalurkan. Nahh, yang jadi masalah adalah kadang kita suka nggak tahu gimana cara menyalurkan emosi itu. Karena melepas emosi itu nggak kayak ngelepas burung dara yang bisa dimana aja, kamu harus tahu dulu emosimu ini karena apa, kamu emosi apakah karena memang kamu nggak nyaman atau karena nggak sesuai sama ekspektasimu? kira-kira kalo aku meledak disini gimana ya? Di materi tentang emosi bisa dibaca lebih lanjut lagi yaa gimana cara mengatasinya 🙂 Semangat!!

Kamu boleh banget lhoo tanya sama mama. “Mam, kenapa sih kok sekarang Mama nggak mau Aku lendot-lendotin lagi?” Selain itu misal kamu masih pengen dempel-dempel mama, kamu bisa tanya juga, kira-kira kalau kamu mau manja-manjaan bolehnya yang gimana dan dimana. Biar kalian sama-sama nyaman yaa. Jangan-jangan mamamu nggak mau dilendotin lagi karena kamu udah gede, berat badannya sudah 10x lipat dari jaman kamu TK dulu jadinya berat, bukan karena nggak sayang lagi hehehe.

Self healing bagi tiap orang beda-beda yaa. Bisa bercocok tanam, atau nonton drakor itu jg bisa healing lho. Yang perlu dicermati adalah kegiatan yang kamu lakukan bisa memberikan energi baru setelah melakukannya. Misal kamu suka olahraga, ketika lagi stress kamu bisa berolahraga, tapi jika setelahnya kamu jadi nggak “fresh” atau malah makin uring-uringan, artinya kegiatan itu bukan self healing-nya kamu. Bukan berarti kegiatan itu nggak bagus yaa, hanya saja kegiatan itu bukan cara tepat untukmu. Harus dicari tahu dengan dicoba yaa.