Ini pertanyaan sulit ya, ada banyak pertanyaan yang serupa dengan ini, misalnya gimana cara merubah pandangan orang tua tentang nikah muda. Atau tentang fenomena suatu suku tertentu yang menyarankan nikah muda. Ini mungkin diluar kapasitas saya sebagai dokter untuk menjawabnya.
Hal yang bisa saya bagikan, dari pengalaman sekian lama bekerja di bidang kesehatan reproduksi, biasanya pada suatu masyarakat yang tingkat pendidikannya semakin baik, usia pernikahan itu semain naik . Untuk perempuan itu sendiri karena ia berada di sekolah lebih panjang , orang tua mungkin tidak terpikir anaknya menikah muda . Kalau jaman dulu anak kalau sudah lulus SMP mau ngapain sih kalau nggak nikah, ya udah dinikahin aja. Mungkin jaman dulu nggak terpikir bahwa perempuan bisa disekolahkan sampai SMA atau kuliah.
Kondisi dulu dan sekarang sudah berbeda. Kondisi pendidikan kita makin baik, bahkan pemerintah sudah memberikan pendidikan gratis sampai 12 tahun. Ada beasiswa juga. Semakin terbuka kesempatan untuk perempuan punya masa depan lain selain menikah . Akhirnya usia pernikahan bisa semakin naik . Selain itu orang tua juga semakin sadar, mengerti metode parenting yang baik , mau mendengat anak, paham bahwa apa yang orang tua angap baik nggak selalu diangap anak juga baik, Itu juga mempengaruhi keputusan-keputusan dalam hidup kita. Adat dan budaya aku yakin juga bisa berubah lewat diskusi-diskusi.
Hal yang paling susah memang ketika hamil duluan karena harus berhadapan dengan malu dan sebagainya. Tapi juga semakin kesini ketika masyarakat semakin terbuka, ada banyak kasus dimana hamil duluan tidak selalu dinikahkan. Dulu masyarakat melihat itu aib, tapi mungkin sekarang masyarakat bisa melihat itu dari sisi yang lain. Kalau misalnya dia hamil karena diperkosa dan malah dinikahkan, apa nggak semakin sengsara ya. Ada banyak alternatif lain misalnya anak yang dilahirkan itu diadopsi misalnya.